Malam hari minggu, Rara bersiap-siap
untuk mengikuti kemah bantara selama 3 hari di sekolahnya. Seragam, topi,
tongkat, jacket, rangsel, alat tulis dll ia bawa semua tanpa terkecuali. Hampir
penuh rangsel rara untuk kemah itu. Padahal
hari senin besok adalah ulangtahun Rara yang ke 16 tahun, dan itu ulangtahun
yang sangat menantang banget baginya.
Keesokan
harinya…
“Selamat
Ulangtahun sayang” ucap mama dan ayahnya pada anak gadisnya itu
“Makasih
yah.. ma.. Rara sayang ayah dan mama” peluk Rara pada kedua orangtuanya
Setelah itu
Rara mandi dan tak lupa ia mengecek peralatannya yang kemarin masih kurang
seperti bekal dll. Di kamar tampak Rara mendengar suara mamanya.
“Raa sarapan
dulu! “ kata mamanya Rara
“Iya ma,
bentar lagi” jawab Rara sambil bergegas membawa rangselnya.
Rara
kemudian mengambil piring yang diatasnya sudah ada nasi dan lauk-pauknya. Sekitar
3 sendok Rara melihat jam tangannya ternyata waktu sudah tidak memukinkan untuk
menghabiskan sarapannya, Rara lalu berpamitan pada mamanya dan lari ke depan
rumah. Tampak ayahnya sedang memanasi motor, yang akan membawa ia ke sekolah.
“Ayah, ayo sudah
siang nih, ntar Rara terlambat” kata Rara yang terus melihat jam tangannya
“Ayah sudah
siap dari tadi, tinggal nunggu kamu saja” jawab ayah pada anaknya
Rara
kemudian naik ke motor dan di bonceng sama ayahnya. Diperjalanan Rara selalu
menyuruh ayahnya untuk cepat agar ia
tidak telat nantinya. Sekitar 20 menit di perjalanan akhirnya Rara dan ayahnya
sampai juga di sekolahnya. Ia turun dari motor dan berpamitan pada ayahnya. Di
pintu gerbang sekolah Rara melihat teman-temannya ternyata banyak yang belum
berangkat. Di depan lapangan basket ia
menaruh rangsel dan tongkatnya, ia melihat tampak teman-temannya sudah dibariskan di lapangan basket tersebut.
“Aduh aku
terlambat ini udahan, gimana ya”
gumam Rara di dalam hati, padahal banyak teman-temannya yang senasip sama dia.
“Cepat
dhek..!!! Lari dhek..!!!” teriak kakak-kakak yang ada di lapangan basket
tersebut
Rara dan
teman-temannya yang terlambat menghampiri kakak-kakak Get Up (lapangan) untuk
menerima hukuman yang berupa push up.
“Telat
berapa menit kalian” Tanya kak Ari dengan sadis pada barisan yang telat
“10 menit
kak” jawab salah satu teman rara
“push up 10X
dhek” jawab kak Ari dengan muka jahatnya
“ 1 2 3 4 5
6 7 8 9 10” suara kami menghitung hukuman tersebut
“busett..
masih pagi saja udah kena hukuman gimana nanti. Umur ke 16 memang istimewa
banget” coleteh Rara dalam hatinya
Setelah
selesai dihukum lalu kak Ari membariskannya dan menyuruh kami untuk bergabung
dengan teman-temannya yang sudah sejak tadi menunggu kami, dan baris menurut
regu masing-masing, tapi setelah ia bubarkan. Setelah dibubarkan Rara mencari
kelompok 8 dan akhirnya ketemu.
“tadi kamu telat
ris?” Tanya Rara pada sahabatnya di depan yang kebetulan ia satu regu dengannya
“kena 5X
push up aku Ra” jawab Risma berbisik pada Rara
“Diam
dhek…!!! Kalian enggak merasa dhek, udah telat rame lagi” coleteh kakak pramuka
di belakang barisan
Lama
berbaris sekitar 30 menitan akhirnya upacara pembukaan di mulai, masih ada yang
terlambat bahkan masih ada yang belum datang. Gladi bersih upacara pembukaan
dimulai sampai upacara pembukaan selesai, peserta bantara di istirahatkan
setelah dihukum 20X push up karena banyak yang terlambat dan telah memakan
waktu banyak. Jadwal selanjutnya yaitu absensi dan diteruskan pendiriaan tenda,
di beri waktu 20 menit dan peluit berbunyi pertanda waktu sudah habis dan
kembali ke lapangan basket.
“ Waktunya
masih kurang dhek?” bentak Kak Dana
“Siap.. Kurang kak…” jawab semua
peserta bantara secara kompak
“Diriin tenda gak bisa dhek? Kalian
itu sudah SMA dan ini mau menempuh bantara” greget kak Dana
“Enggak usah bantara kak, pulangin
saja” tambah kak Yuni
“Iya dhek, di bubarkan sekarang ya, gak usah bantara-bantara, IYA…??” tawar
Kak Dana
“Siap.. Tidak kak…!!!” jawab peserta
bantara yang merasa bersalah
“Kemarin kalian sudah diajarkan,
sudah praktek. Tapi masih saja ada tenda yang belum berdiri. Telinga dan mata
kalian waktu latihan kalian kemanain dhek..” kata kak Dana yang amarahnya mulai
memuncak
“tambahan waktu 20 menit dimulai dari
sekarang, kerjakan…!!!” perintah kak Dana
Semua peserta bantara bergegas lari
menuju tenda regunya masing-masing untuk memperbaikinya dan membuat parit di
sekitar tenda serta memasukkan barang-barang regunya yang berupa peralatan
maupun rangsel harus masuk tenda semuanya tanpa
terkecuali. Peluit berbunyi pertanda semua harus berkumpul kembali ke
lapangan basket. Setelah dibariskan di lapangan basket peserta bantara
mendapata hukuman lagi 30X push up karena tenda yang mereka dirikan belum
sempurna.
“setelah ini silakan kumpul di aula
untuk menerima arahan buku saku bantara. Ngerti dhek..??” Tanya kak Dana
“siap.. mengerti kak” jawab peserta
dengan serentak
Setelah dibubarkan oleh kak Dana
semua peserta bantara mengambil alat tulis masing-masing didalam rangsel mereka
yang ada di dalam tenda, setelah mengambilnya mereka semua bergegas masuk ke
aula dengan berlari karena waktu terus berjalan semakin lambat kita bergerak
maka kita akan mendapat hukuman. Di dalam ruangan peserta bantara mendapat
arahan dari kakak seniornya tentang bagian pasal yang harus mereka tempuh
selama 2 hari kedepan.
Selasai mendapat arahan di dalam aula
semua peserta bantara bergegas keluar untuk menempuh pasal demi pasal pada
kakak-kakak yang bersangkutan.
“kita ke kakak mana dulu nih” Tanya ketua regu 8 yang bernawa
Tiwi
“itu ke kak silvi saja, ayo lari”
perintah Sinta
Setelah sampai di depan kak silvi,
ketua kelompok membariskan dan 2X istirahat, sembari menunggu rara mencari pasal yang kak silvi pegang dan
di bacakan. Sebelum dibacakan kak silvi memberi tantangan.
“Dhek kalian harus mencari kak Ari
dan minta Tandatangannya” tantang kak Silvi
“tandatangan di mana kak, berapa?
Tanya Rara
“terserah kak Ari dhek” gumam kak
Silvi
“Siap kak” jawab regu 8 secara kompak
“Menempuh pasal ke kak Ari saja susah
banget apa lagi harus minta tanda tangan ke kakak itu. Ituuu kak Ari” teriak
Rara
“kak Ari, kami regu 8 di tantang kak
Silvi minta tandatangan kakak” lapor ketua regu
“buat apa dhek? Kalian enggak Tanya
buat apa? Tanya kak Ari
“enggak tahu kak, kami tadi
disuruhnya gitu” jawab Ika
“kalian masih lapar dhek?” tanya kak
Ari
“Lapar banget kak” ceplos Risma
“yadah kalian ambil nasi bungkus 2 di
ruang tata boga dulu” perintah kak Ari
“enggak kak kami tidak lapar kok”
sanggah Tiwi
“ambil dan makan disini baru saya mau
tandatangan” tawar kak Ari
Setelah regu 8 mengambil nasi bungkus
dan memakannya didepan kak Ari dan minta air putih ternyata kami disuruh minum
air sungai yang ada didepan kami. Setelah selesai makan kami di suruh mencari
permen “say” tapi alhasil kami tidak mendapatkannya. Setelah laporan ke kak Ari
permennya di ganti dengan permen jahe tapi masih saja tidak ada yang membawa
permen jahe. Rara ingat kalau dia membawa permen relaxa, dan menawarkan ke kak
Ari.
“kak, ini adanya permen relaxa,
gimana kak” Tanya Tiwi
“yasudah tidak apa-apa, permen dari
siapa ini” Tanya kak Ari
“permen dari tas saya kak” jawab Rara
sambil tersenyum manis
“enggak aku tidak suka permen ini,
kalau tidak ada permen jahe, permen kopiko saja” jawab kak Ari melirik mengejek
kea rah Rara
Akhirnya permen kopiko bisa didapat
dan kak Ari tandatangan di buku ketua regu sambil permennya tadi dibalikkan.
Sungguh kecewanya regu 8 ke kak Ari minta tandatangan saja membutuhkan waktu 1
jam apalagi kalau menempuh pasal ke kak Ari, bisa berjam-jam.
“1 - 0” isyarat tangan kak Ari pada
Rara
Rara mengerti sekarang, regunya
ternyata di kerjaiin sama kak Ari yang dendam sama Rara yang dulu pernah adu
mulut dengannya waktu latihan. Jam sudah menunjukkan jam 12 waktunya kita untuk
istirahat, makan dan sholat. Ketika Rara pergi ke mushola tampak ia melihat kak
Ari yang senyum sinis ke arah Rara dan Rara membalasnya dengan senyuman sinis
juga.
Waktu demi waktu kami lewati dan
pasal demi pasal telah kami tempuh. Hari semakin malam dan yang kelihatan cuma
kak Ari yang pasalnya belum kami tempuh akhirnya regu kami malam itu menempuh
pasal ke kak Ari. Sesampainya didepan kak Ari ia menyeteri satu per satu dan
berhenti di muka Rara.
“maaf kak silau” celoteh Rara
“silau ya kamu” Tanya kak Ari yang
masih belum menurunkan seternya
“iya silau, seternya bisa di
matikan?” dengan nada gemesnya Rara
“ooo iya lupa” jawab kak Ari yang
sedang mematikan senternya
“kak kami dari regu 8 ingin menempuh
pasal kak Ari” lapor Tiwi
“nyanyi yel-yel kelompok dulu dhek”
jawab kak Ari
“1 2 “ perintah tiwi ketua kelompok
yang disela ka Ari
“siapa suruh nyanyi disini..
nyanyinya di lapangan basket sebanyak 3X” Jelas kak Ari
Regu 8 menuju ke lapangan basket dan
nyanyi yel-yelnya sambil jalan mengelilingi lapangan basket sebanyak 3X.
Setelah selesai kami laporan ke kak Ari dan ternyata kami disuruh buat kak Ari
ketawa tapi alhasil kak Ari tidak bisa ketawa sama sekali karena kak Ari memang
susah ketawa. Itu berarti skor 2-0 kemenangan mengarah ke kak Ari. Terdengar
peluit berbunyi dan waktunya nonton bareng yang intinya seorang pemimpin yang
baik akan berjalan bersama-sama dengan anggotanya/ bawahannnya. Setelah nonton
bareng kami istirahat untuk tidur karena jam sudah menunjukkan jam 23.59 WIB,
kami dibangunkan jam 2 sholat tahajjud dan diteruskan dengan renungan setelah
itu ishoma diteruskan dengan bersih-bersih lingkungan. Disaat bersih-bersih
lingkungan Rara ketemu kak Ari.
“Dhek ini masih kotor, bersihkan
lagi” perintah Kak Ari yang mengarah ke kerumunan Rara dengan teman-temannya
“masih kotor? Tolong kasihkan contoh
bersih itu kayak gimana” tantang Rara
“kamu berani dhek? Nyuruh-nyuruh
kakak” bentak kak Ari
“takut… enggak tuh, memangnya kakak
siapa, polisi? Uuhhh takutttt” ejek Rara di dekat telinga kak Ari dan berlalu
dari hadapannya kak Ari.
Kak Ari merasa kesal dan ingat
kembali bahwa buku saku bantara regunya masih ia bawa. Setelah bersih-bersih,
regu 8 mencari kak Ari untuk melanjutkan yang kemarin. Rara lalu berfikiran
kalau kak Ari pasti akan balas dendam ke regu nya, lalu Rara berpura-pura lemas
dan sakit di hadapannya kak Ari.
“cariin saya capung dhek di halaman
belakang” perintah kak Ari
“capung?? Siap kak” jawab regu 8
kompak
Di saat regu 8 mencari capung, tanpa
mereka sadari kak Ari memerhatikan Rara yang kelihatan sakit lalu kak Ari
menghampiri Rara.
“kamu sakit” Tanya kak Ari cuek
“tidak kak saya tidak sakit kok”
jawab Rara sambil senyum
“kamu istirahat sana di ruang UKS”
perintah kak Ari
“enggak kak, saya mau bantu
teman-teman saya mencari capungnya” jawab Rara
Kak Ari yang melihat Rara semakin
khuatir akhirnya buku saku bantara mereka semua telah di tandatangani semua.
“ini sudah saya tanda tangani,
silakan dilanjut ke pasal berikutnya” kata kak Ari
“tapi kak, capungnya kan belum dapat”
jawab Tiwi ketua regu
“tidak apa-apa, bawa temanmu itu ke
UKS saja”tutur kak Ari sambil lihat kearah Rara
“terimakasih kak” tambah Rara
tersenyum
Regu 8 berlalu dari hadapan kak Ari
dalam hati Rara ia tertawa karena Rara pura-pura sakit biar ia dan
teman-temannya tidak kena jailan kak Ari. Sebelum kemah berakhir Rara minta
maaf ke kak Ari dan ia telah dimaafkan.
Waktu telah berlalu kemah bantara pun
berakhir dan di akhiri dengan berjabat tangan dan peserta bantara diguyur
dengan air kran. Mereka semua tampak bahagia karena zona terancam telah
berakhir.
Hai.. nama saya Desi
Ayu Suryadini bisa dipanggil Desi. Saya kuliah di Universitas Negeri Malang.
Alamat rumah saya Dsn Mukuh Ds Sidoharjo Kec Tanjunganom Kab Nganjuk RT 04/ RW
05 Prov Jawa Timur. Email saya desayudini@gmail.com
, nama facebook saya “Desi Ayu Suryadini” sedangkan no hp saya 085736836352.
Salam kenal, Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar