Minggu, 31 Juli 2016

RARA SIE JAIL

Malam hari minggu, Rara bersiap-siap untuk mengikuti kemah bantara selama 3 hari di sekolahnya. Seragam, topi, tongkat, jacket, rangsel, alat tulis dll ia bawa semua tanpa terkecuali. Hampir penuh rangsel rara untuk kemah itu.  Padahal hari senin besok adalah ulangtahun Rara yang ke 16 tahun, dan itu ulangtahun yang sangat menantang banget baginya.
            Keesokan harinya…
            “Selamat Ulangtahun sayang” ucap mama dan ayahnya pada anak gadisnya itu
            “Makasih yah.. ma.. Rara sayang ayah dan mama” peluk Rara pada kedua orangtuanya
            Setelah itu Rara mandi dan tak lupa ia mengecek peralatannya yang kemarin masih kurang seperti bekal dll. Di kamar tampak Rara mendengar suara mamanya.
            “Raa sarapan dulu! “ kata mamanya Rara
            “Iya ma, bentar lagi” jawab Rara sambil bergegas membawa rangselnya.
            Rara kemudian mengambil piring yang diatasnya sudah ada nasi dan lauk-pauknya. Sekitar 3 sendok Rara melihat jam tangannya ternyata waktu sudah tidak memukinkan untuk menghabiskan sarapannya, Rara lalu berpamitan pada mamanya dan lari ke depan rumah. Tampak ayahnya sedang memanasi motor, yang akan membawa ia ke sekolah.

            “Ayah, ayo sudah siang nih, ntar Rara terlambat” kata Rara yang terus melihat jam tangannya
            “Ayah sudah siap dari tadi, tinggal nunggu kamu saja” jawab ayah pada anaknya
            Rara kemudian naik ke motor dan di bonceng sama ayahnya. Diperjalanan Rara selalu menyuruh ayahnya untuk cepat  agar ia tidak telat nantinya. Sekitar 20 menit di perjalanan akhirnya Rara dan ayahnya sampai juga di sekolahnya. Ia turun dari motor dan berpamitan pada ayahnya. Di pintu gerbang sekolah Rara melihat teman-temannya ternyata banyak yang belum berangkat. Di depan lapangan basket  ia menaruh rangsel dan tongkatnya, ia melihat tampak teman-temannya  sudah dibariskan di lapangan basket tersebut.
            “Aduh aku terlambat ini udahan, gimana ya” gumam Rara di dalam hati, padahal banyak teman-temannya  yang senasip sama dia.
            “Cepat dhek..!!! Lari dhek..!!!” teriak kakak-kakak yang ada di lapangan basket tersebut
            Rara dan teman-temannya yang terlambat menghampiri kakak-kakak Get Up (lapangan) untuk menerima hukuman yang berupa push up.
            “Telat berapa menit kalian” Tanya kak Ari dengan sadis pada barisan yang telat
            “10 menit kak” jawab salah satu teman rara
            “push up 10X dhek” jawab kak Ari dengan muka jahatnya
            “ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10” suara kami menghitung hukuman tersebut
            “busett.. masih pagi saja udah kena hukuman gimana nanti. Umur ke 16 memang istimewa banget” coleteh Rara dalam hatinya
            Setelah selesai dihukum lalu kak Ari membariskannya dan menyuruh kami untuk bergabung dengan teman-temannya yang sudah sejak tadi menunggu kami, dan baris menurut regu masing-masing, tapi setelah ia bubarkan. Setelah dibubarkan Rara mencari kelompok 8 dan akhirnya ketemu.
            “tadi kamu telat ris?” Tanya Rara pada sahabatnya di depan yang kebetulan ia satu regu dengannya
            “kena 5X push up aku Ra” jawab Risma berbisik pada Rara
            “Diam dhek…!!! Kalian enggak merasa dhek, udah telat rame lagi” coleteh kakak pramuka di belakang barisan
            Lama berbaris sekitar 30 menitan akhirnya upacara pembukaan di mulai, masih ada yang terlambat bahkan masih ada yang belum datang. Gladi bersih upacara pembukaan dimulai sampai upacara pembukaan selesai, peserta bantara di istirahatkan setelah dihukum 20X push up karena banyak yang terlambat dan telah memakan waktu banyak. Jadwal selanjutnya yaitu absensi dan diteruskan pendiriaan tenda, di beri waktu 20 menit dan peluit berbunyi pertanda waktu sudah habis dan kembali ke lapangan basket.
            “ Waktunya masih kurang dhek?” bentak Kak Dana
“Siap.. Kurang kak…” jawab semua peserta bantara secara kompak
“Diriin tenda gak bisa dhek? Kalian itu sudah SMA dan ini mau menempuh bantara” greget kak Dana
“Enggak usah bantara kak, pulangin saja” tambah kak Yuni
“Iya dhek, di bubarkan sekarang ya, gak usah bantara-bantara, IYA…??” tawar Kak Dana
“Siap.. Tidak kak…!!!” jawab peserta bantara yang merasa bersalah
“Kemarin kalian sudah diajarkan, sudah praktek. Tapi masih saja ada tenda yang belum berdiri. Telinga dan mata kalian waktu latihan kalian kemanain dhek..” kata kak Dana yang amarahnya mulai memuncak
“tambahan waktu 20 menit dimulai dari sekarang, kerjakan…!!!” perintah kak Dana
Semua peserta bantara bergegas lari menuju tenda regunya masing-masing untuk memperbaikinya dan membuat parit di sekitar tenda serta memasukkan barang-barang regunya yang berupa peralatan maupun rangsel harus masuk tenda semuanya tanpa  terkecuali. Peluit berbunyi pertanda semua harus berkumpul kembali ke lapangan basket. Setelah dibariskan di lapangan basket peserta bantara mendapata hukuman lagi 30X push up karena tenda yang mereka dirikan belum sempurna.
“setelah ini silakan kumpul di aula untuk menerima arahan buku saku bantara. Ngerti dhek..??” Tanya kak Dana
“siap.. mengerti kak” jawab peserta dengan serentak
Setelah dibubarkan oleh kak Dana semua peserta bantara mengambil alat tulis masing-masing didalam rangsel mereka yang ada di dalam tenda, setelah mengambilnya mereka semua bergegas masuk ke aula dengan berlari karena waktu terus berjalan semakin lambat kita bergerak maka kita akan mendapat hukuman. Di dalam ruangan peserta bantara mendapat arahan dari kakak seniornya tentang bagian pasal yang harus mereka tempuh selama 2 hari kedepan.
Selasai mendapat arahan di dalam aula semua peserta bantara bergegas keluar untuk menempuh pasal demi pasal pada kakak-kakak yang bersangkutan.
“kita ke kakak mana dulu nih” Tanya ketua regu 8 yang bernawa Tiwi
“itu ke kak silvi saja, ayo lari” perintah Sinta
Setelah sampai di depan kak silvi, ketua kelompok membariskan dan 2X istirahat, sembari menunggu  rara mencari pasal yang kak silvi pegang dan di bacakan. Sebelum dibacakan kak silvi memberi tantangan.
“Dhek kalian harus mencari kak Ari dan minta Tandatangannya” tantang kak Silvi
“tandatangan di mana kak, berapa? Tanya Rara
“terserah kak Ari dhek” gumam kak Silvi
“Siap kak” jawab regu 8 secara kompak
“Menempuh pasal ke kak Ari saja susah banget apa lagi harus minta tanda tangan ke kakak itu. Ituuu kak Ari” teriak Rara
“kak Ari, kami regu 8 di tantang kak Silvi minta tandatangan kakak” lapor ketua regu
“buat apa dhek? Kalian enggak Tanya buat apa? Tanya kak Ari
“enggak tahu kak, kami tadi disuruhnya gitu” jawab Ika
“kalian masih lapar dhek?” tanya kak Ari
“Lapar banget kak” ceplos Risma
“yadah kalian ambil nasi bungkus 2 di ruang tata boga dulu” perintah kak Ari
“enggak kak kami tidak lapar kok” sanggah Tiwi
“ambil dan makan disini baru saya mau tandatangan” tawar kak Ari
Setelah regu 8 mengambil nasi bungkus dan memakannya didepan kak Ari dan minta air putih ternyata kami disuruh minum air sungai yang ada didepan kami. Setelah selesai makan kami di suruh mencari permen “say” tapi alhasil kami tidak mendapatkannya. Setelah laporan ke kak Ari permennya di ganti dengan permen jahe tapi masih saja tidak ada yang membawa permen jahe. Rara ingat kalau dia membawa permen relaxa, dan menawarkan ke kak Ari.
“kak, ini adanya permen relaxa, gimana kak” Tanya Tiwi
“yasudah tidak apa-apa, permen dari siapa ini” Tanya kak Ari
“permen dari tas saya kak” jawab Rara sambil tersenyum manis
“enggak aku tidak suka permen ini, kalau tidak ada permen jahe, permen kopiko saja” jawab kak Ari melirik mengejek kea rah Rara
Akhirnya permen kopiko bisa didapat dan kak Ari tandatangan di buku ketua regu sambil permennya tadi dibalikkan. Sungguh kecewanya regu 8 ke kak Ari minta tandatangan saja membutuhkan waktu 1 jam apalagi kalau menempuh pasal ke kak Ari, bisa berjam-jam.
“1 - 0” isyarat tangan kak Ari pada Rara
Rara mengerti sekarang, regunya ternyata di kerjaiin sama kak Ari yang dendam sama Rara yang dulu pernah adu mulut dengannya waktu latihan. Jam sudah menunjukkan jam 12 waktunya kita untuk istirahat, makan dan sholat. Ketika Rara pergi ke mushola tampak ia melihat kak Ari yang senyum sinis ke arah Rara dan Rara membalasnya dengan senyuman sinis juga.
Waktu demi waktu kami lewati dan pasal demi pasal telah kami tempuh. Hari semakin malam dan yang kelihatan cuma kak Ari yang pasalnya belum kami tempuh akhirnya regu kami malam itu menempuh pasal ke kak Ari. Sesampainya didepan kak Ari ia menyeteri satu per satu dan berhenti di muka Rara.
“maaf kak silau” celoteh Rara
“silau ya kamu” Tanya kak Ari yang masih belum menurunkan seternya
“iya silau, seternya bisa di matikan?” dengan nada gemesnya Rara
“ooo iya lupa” jawab kak Ari yang sedang mematikan senternya
“kak kami dari regu 8 ingin menempuh pasal kak Ari” lapor Tiwi
“nyanyi yel-yel kelompok dulu dhek” jawab kak Ari
“1 2 “ perintah tiwi ketua kelompok yang disela ka Ari
“siapa suruh nyanyi disini.. nyanyinya di lapangan basket sebanyak 3X” Jelas kak Ari
Regu 8 menuju ke lapangan basket dan nyanyi yel-yelnya sambil jalan mengelilingi lapangan basket sebanyak 3X. Setelah selesai kami laporan ke kak Ari dan ternyata kami disuruh buat kak Ari ketawa tapi alhasil kak Ari tidak bisa ketawa sama sekali karena kak Ari memang susah ketawa. Itu berarti skor 2-0 kemenangan mengarah ke kak Ari. Terdengar peluit berbunyi dan waktunya nonton bareng yang intinya seorang pemimpin yang baik akan berjalan bersama-sama dengan anggotanya/ bawahannnya. Setelah nonton bareng kami istirahat untuk tidur karena jam sudah menunjukkan jam 23.59 WIB, kami dibangunkan jam 2 sholat tahajjud dan diteruskan dengan renungan setelah itu ishoma diteruskan dengan bersih-bersih lingkungan. Disaat bersih-bersih lingkungan Rara ketemu kak Ari.
“Dhek ini masih kotor, bersihkan lagi” perintah Kak Ari yang mengarah ke kerumunan Rara dengan teman-temannya
“masih kotor? Tolong kasihkan contoh bersih itu kayak gimana” tantang Rara
“kamu berani dhek? Nyuruh-nyuruh kakak” bentak kak Ari
“takut… enggak tuh, memangnya kakak siapa, polisi? Uuhhh takutttt” ejek Rara di dekat telinga kak Ari dan berlalu dari hadapannya kak Ari.
Kak Ari merasa kesal dan ingat kembali bahwa buku saku bantara regunya masih ia bawa. Setelah bersih-bersih, regu 8 mencari kak Ari untuk melanjutkan yang kemarin. Rara lalu berfikiran kalau kak Ari pasti akan balas dendam ke regu nya, lalu Rara berpura-pura lemas dan sakit di hadapannya kak Ari.
“cariin saya capung dhek di halaman belakang” perintah kak Ari
“capung?? Siap kak” jawab regu 8 kompak
Di saat regu 8 mencari capung, tanpa mereka sadari kak Ari memerhatikan Rara yang kelihatan sakit lalu kak Ari menghampiri Rara.
“kamu sakit” Tanya kak Ari cuek
“tidak kak saya tidak sakit kok” jawab Rara sambil senyum
“kamu istirahat sana di ruang UKS” perintah kak Ari
“enggak kak, saya mau bantu teman-teman saya mencari capungnya” jawab Rara
Kak Ari yang melihat Rara semakin khuatir akhirnya buku saku bantara mereka semua telah di tandatangani semua.
“ini sudah saya tanda tangani, silakan dilanjut ke pasal berikutnya” kata kak Ari
“tapi kak, capungnya kan belum dapat” jawab Tiwi ketua regu
“tidak apa-apa, bawa temanmu itu ke UKS saja”tutur kak Ari sambil lihat kearah Rara
“terimakasih kak” tambah Rara tersenyum
Regu 8 berlalu dari hadapan kak Ari dalam hati Rara ia tertawa karena Rara pura-pura sakit biar ia dan teman-temannya tidak kena jailan kak Ari. Sebelum kemah berakhir Rara minta maaf ke kak Ari dan ia telah dimaafkan.
Waktu telah berlalu kemah bantara pun berakhir dan di akhiri dengan berjabat tangan dan peserta bantara diguyur dengan air kran. Mereka semua tampak bahagia karena zona terancam telah berakhir.



Hai.. nama saya Desi Ayu Suryadini bisa dipanggil Desi. Saya kuliah di Universitas Negeri Malang. Alamat rumah saya Dsn Mukuh Ds Sidoharjo Kec Tanjunganom Kab Nganjuk RT 04/ RW 05 Prov Jawa Timur.  Email saya desayudini@gmail.com , nama facebook saya “Desi Ayu Suryadini” sedangkan no hp saya 085736836352. Salam kenal, Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar